0

perbedaan Semantik dan pragmantik



Kaijan tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja dalam komunikasi manusia berupa bahasa telah mendapatkan perhatian dari para ilmuwan di masa lalu. Ilmu tentang hubungan antara penanda dan petanda itu disebut semiotika. Morris (1938) mengatakan bahwa dalam semiotika terdapat tiga bidang kajian, yakni sintaksis (syntax), semantik (semantics), dan pragmatik (pragmatics). Sintaksis adalah kajian tentang hubungan formal antartanda; semantik menganalisis hubungan tanda dengan objek tanda tersebut (designata); sedangkan pragmatik melihat hubungan tanda dengan orang yang menginterpretasikan tanda itu.
Pragmatics is that portion of semiotic which deals with the origin, uses and effects of signs within the behavior in which they occur; semantics deals with the signification of signs in all modes of signifying; syntactics deals with combinations of signs without regard for their specific significations or their relation to the behavior in which they occur” (Morris, 1946: 219 via Bach 1999:81).
Ketiga bidang tersebut memperlakukan dan mempelajari tanda secara berbeda-beda. Adapun dalam makalah ini, akan direpresantasikan perbedaan kajian tanda bahasa antara dua bidang, yakni semantik dan pragmatik, dari ketiga bidang tersebut.
Sekilas Semantik
Semantik (Bahasa Yunani: semantikos, memberikan tanda, penting, dari kata sema, tanda) adalah cabang linguistik yang mempelajari makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain. Kata kerjanya adalah‘semaino’ yang berarti ‘menandai’atau ‘melambangkan’. Yang dimaksud tanda atau lambang disini adalah tanda-tanda linguistik (Perancis : signé linguistique).
Menurut Ferdinand de Saussure, tanda lingustik terdiri atas komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa, dan komponen yang diartikan atau makna dari komopnen pertama. Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang, sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adaah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai referent/acuan/hal yang ditunjuk. Jadi, semantik adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya; atau salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna bahasa (Hurford, 1984:1).
Sekilas Pragmatik
Pragmatik adalah kajian tentang hubungan antara bahasa dengan konteks ditatabahasakan atau yang dikodekan pada struktur bahasa (Pragmatics is the study of those relations between language and context that are grammaticalized, or encoded in the structure of a language) (Levinson, 1985: 9). Dengan kata lain, pragmatik adalah studi tentang penggunaan bahasa dalam konteks. Pragmatik berfokus pada bagaimana penutur atau penulis menggunakan pengetahuan mereka untuk menyatakan suatu makna (Bloomer, 2005:78).
Perbedaan konvensional
Semantik dan pragmatik adalah dua cabang utama dari studi linguistik makna. Keduanya diberi nama dalam judul buku itu dan mereka akan diperkenalkan di sini. Semantik adalah studi dari untuk arti: pengetahuan akan dikodekan dalam kosakata bahasa dan pola untuk membangun makna lebih rumit, sampai ke tingkat makna kalimat. Adapun pragmatik berkaitan dengan penggunaan alat-alat ini dalam komunikasi yang bermakna. Pragmatik adalah tentang interaksi pengetahuan semantik dengan pengetahuan kita tentang dunia, mempertimbangkan konteks yang digunakan. Secara konvensional, perbedaan antara semantik dan pragmatik dinilai berdasarkan tiga hal: (1) linguistics meaning vs. use, (2) truth-conditional vs. non-truth-conditional meaning, dan (3) context independence vs. context dependence (Bach, dalam Turner 1999:70). Berikut penjelasannya.
Linguistics meaning vs. use
Linguistics meaning atau makna linguistik (bahasa) dibedakan dengan use atau pemakaiannya. Secara sepintas, semantik dan pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang sama-sama menelaah makna-makna satuan lingual. Perbedaannya, semantik mempelajari makna linguistik atau makna bersifat internal, sedangan pragmatik mempelajari makna penutur atau makna dalam penutur dan bersifat eksternal yang berhubungan dengan konteks. Dengan kata lain, semantik mempelajari arti harfiah dari sebuah, ide sedangkan pragmatik adalah makna tersirat dari ide yang diberikan.
Bila diamati lebih jauh, makna yang menjadi kajian dalam semantik adalah makna linguistik (linguistics meaning) atau makna semantik (semantic sense), sedangkan yang dikaji oleh pragmatik adalah maksud penutur (speaker meaning atau speaker sense) (verhaar, 1977; Parker, 1986:32). Semantik adalah telaah makna kalimat (sentence), sedangkan pragmatik adalah telaah makna tuturan (utterance). Semantik adalah ilmu linguistik yang mempelajari makna yang terkandung di dalam morfem, kata, frasa, dan kalimat yang bebas konteks. Makna linguistik di sini adalah makna yang terdapat di dalam bahasa, yang distrukturkan di dalam dan oleh sistem bahasa, yang dipahami lebih kurang sama oleh para penutur dalam kegiatan berkomunikasi secara umum dan wajar (Subroto, 1999:111). Dalam pragmatik maksud penutur (speaker meaning atau speaker sense) yaitu bahwa sense berhubungan erat dengan suatu system yang kompleks dari elemen linguistik, yaitu kata-kata. Sense menitikberatkan pada makna kalimat dan hubungannya dengan makna kata (Palmer, 1981:9). Dapat dikatakan bahwa maksud penutur di sini tidak terlepas dari konteks kalimat, apa yang dimaksud penutur belum tentu sama dengan yang dimaksud oleh lawan tutur.
Dalam pragmatik jika dalam pemakaiannya terjadi kesalahan pemakaian tatabahasa yang disengaja oleh penutur, maka dikatakan bahwa terdapat maksim(-maksim) tindak tutur yang dilanggar. Sementara itu, semantik tidak menganalisis bahasa dari sisi pemakaiannya sehingga jika terjadi kesalahan penutur yang disengaja, semantik tidak dapat menentukan meaning sesungguhnya dari penutur tersebut karena hanya didasarkan atas meaning secara umum.
Contoh:
Dalam kalimat berikut, B menjawab pertanyaan A dengan setidaknya tiga kemungkinan cara untuk menyatakan ”belum” atau “tidak ingin makan”.
A : siang ini kamu sudah makan?
B(1) : saya belum makan. Tapi saya tidak ingin makan.
B (2) : saya sudah makan barusan. (berbohong)
B(2) : saya masih kenyang, kok.
Untuk mengatakan maksudnya, B setidaknya dapat mengutarakan dengan tiga tuturan: B(1) secara langsung menyatakan maksud dan alasannya; B(2) dengan berbohong, secara tidak langsung ia menyatakan tidak ingin makan; B(3) demi alasan kesopanan, dan secara tidak langsung juga, mengimplikasikan ia tidak ingin makan. Untuk menjawab pertanyaan A, meskipun juga tidak dapat menjelaskan dengan sangat tepat, semantik hanya dapat menganalisis meaning dengan jelas pada kalimat B(1) karena kalimat tersebut secara langsung menjawab pertanyaan A, namun semantik tidak dapat menjelaskan secara tepat meaning dari B(2) dan B(3) karena B menjawabnya secara tidak langsung sehingga memerlukan pemahaman terhadap situasi di sekitarnya.
Truth-conditional vs. non-truth-conditional meaning
Cruse (2006:136) memuat perbedaan-perbedaan antara semantik dan pragmatik. Semantik berhubungan dengan aspek-aspek truth conditional makna, yaitu jika sebuah pernyataan harus dapat diverifikasi secara empiris atau harus bersifat analitis, misalnya ‘kucing menyapu halaman’ adalah yang tidak berterima secara semantik karena tidak dapat diverifikasi secara empiris dan bukan termasuk pernyataan logika.
Blackmore mengutarakan tentang truth conditional semantics, yaitu apabila kita melihat suatu frasa/kalimat/satuan bahasa yang dapat diverivikasi kebenarannya, satuan bahasa berhubungan dengan aspek-aspek makna yang bebas konteks, misalnya kata “I’m sorry” sulit untuk menemukan verifikasi apakah orang yang menyatakan frasa tersebut benar-benar minta maaf atau tidak.
Semantik berhubungan dengan aspek-aspek makna konvensional, yakni bahwa terdapat hubungan yang tetap antara makna dan bentuk serta semantik berhubungan dengan deskripsi makna sehingga dikatakan bahwa semantik mengambil pendekatan formal dengan memfokuskan bentuk fonem, morfem, kata, frasa, klausa dan kalimat. Sementara itu, pragmatik berhubungan dengan aspek-aspek non-truth conditional makna, berhubungan dengan aspek-aspek yang memperhitungkan konteks, berhubungan dengan aspek-aspek makna yang tidak looked up, tetapi worked out pada peristiwa penggunaan tertentu dan pragmatik berhubungan dengan penggunaan-penggunaan makna tersebut, oleh karena itu pragmatik dikatakan mengambil pendekatan fungsional.
Context independence vs. context dependence
Yang dimaksud dengan makna secara internal adalah makna yang bebas konteks (independent context); maksudnya, makna tersebut dapat diartikan tanpa adanya suatu konteks atau makna yang terdapat dalam kamus, sedangkan makna yang dikaji secara eksternal, yaitu makna yang terikat konteks (context dependent) maksudnya satuan-satuan bahasa dalam suatu tuturan tersebut dapat dijelaskan apabila ada suatu konteks, yaitu konteks siapa yang berbicara, kepada siapa orang itu berbicara, bagaimana keadaan si pembicara, kapan, dimana, dan apa tujuanya sehingga maksud si pembicara dapat dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya. Tanpa memahami konteks, lawan tutur bahasa akan kesulitan memahami maksud penutur. Konteks di sini meliputi tuturan sebelumnya, penutur dalam peristiwa tutur, hubungan antar penutur, pengetahuan, tujuan, setting social dan fisik peristiwa tutur (Cruse, 2006:136).
Contoh :
1. Prestasi kerjanya yang bagus membuat ia dapat diangkat untuk masa jabatan yang kedua
2. Presiden itu sedang menuruni tangga pesawat
Dalam contoh di atas kata bagus dan presiden mempunyai makna semantik atau makna secara internal, sedangkan secara eksternal, bila dilihat dari penggunaanya kata bagus tidak selalu bermakna ‘baik’ atau ‘tidak buruk’. Begitu juga presiden tidak selalu bermakna ‘kepala negara’ seperti dalam contoh:
3. Ayah : Bagaimana nilai ujianmu?
Budi : Iya, hanya dapat 50, pak.
Ayah : Bagus, besok jangan belajar.
4. Awas, presidennya datang!
Kata bagus dalam (3) tidak bermakna ‘baik’ atau tidak buruk’, tetapi sebaliknya. Sementara itu, bila kalimat (4) digunakan untuk menyindir, kata presiden tidak bermakna ‘kepala negara’, tetapi bermakna seseorang yang secara ironis pantas mendapatkan sebutan itu. Sehubungan dengan keterikatan itu tidak hanya bagus dalam dialog (3) bermakna ‘buruk’, melainkan besok jangan belajar dan nonton terus saja juga bermakna ‘besok rajin-rajinlah belajar’ dan ‘hentikan hobi menontonmu’.
Berlawanan dengan banyak formulasi yang telah muncul sejak awal perumusan Morris
pada tahun 1938, perbedaan semantik-pragmatik tidak
tidak sesuai antara satu perumusan dengan perumusan lainnya(Bach dalam Turner, 1999: 73).
Menurut Bach, perumusan perbedaan semantik-pragmatik dapat mengambil perbedaan dengan mengacu pada fakta-fakta bahwa:
• hanya isi literal yang relevan secara semantis
• beberapa ekspresi sensitif dalam hal konteks terhadap makna
• konteks yang dekat cukup relevan dengan semantik, namun untuk konteks luas lebih dekat ke pragmatik
• non-truth-conditional (kebenaran-tak-bersyarat) menggunakan informasi terkait agar bahasa dapat dikodekan
• aturan dalam menggunakan ekspresi tidak menentukan penggunaannya secara aktual
• kalimat yang diucapkan sebenarnya adalah fakta pragmatis
Sejumlah perbedaan istilah
Untuk menggambarkan perbedaan semantik-pragmatik adalah dengan membandingkan sejumlah istilah pada semantik dan pragmatik:
• type vs. token
• sentence vs. utterance
• meaning vs. use
• context-invariant vs. context-sensitive meaning
• linguistic vs. speaker’s meaning
• literal vs. nonliteral use
• saying vs. implying
• content vs. force
Perbandingan “meaning” antara studi pragmatik dan semantik
Dalam komunikasi, satu maksud atau satu fungsi dapat diungkapkan dengan berbagai bentuk/struktur. Untuk maksud “menyuruh” orang lain, penutur dapat mengungkapkannya dengan kalimat imperatif, kalimat deklaratif, atau bahkan dengan kalimat interogatif. Dengan demikian, pragmatik lebih cenderung ke fungsionalisme daripada ke formalisme. Pragmatik berbeda dengan semantik dalam hal pragmatik mengkaji maksud ujaran dengan satuan analisisnya berupa tindak tutur (speech act), sedangkan semantik menelaah makna satuan lingual (kata atau kalimat) dengan satuan analisisnya berupa arti atau makna.
Leech, (1983:8) mempermasalahkan perbedaan antara ‘bahasa’ (langue) dengan ‘penggunaan bahasa’ (parole) yang berpusat pada perbedaan antara semantik dan pragmatik. Langue adalah keseluruhan sistem tanda yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara para anggota suatu masyarakat bahasa, sifatnya abstrak, sedangkan yang dimaksud dengan parole adalah pemakaian atau realisasi langue oleh masing-masing anggota masyarakat bahasa, sifatnya konkret, yaitu realitas fisis bahasa yang berbeda dari orang yang satu dengan orang yang lain. Pragmatik dan semantik memiliki kesamaan objek bahasan, yaitu berhubungan dengan makna. Kedua bidang kajian ini berurusan dengan makna, tetapi perbedaan di antara mereka terletak pada perbedaan penggunaan verba to mean berarti :
1. What does X mean? (Apa artinya X)
2. What did you mean by X (Apa maksudmu dengan X)
Dengan demikian dalam pragmatik makna diberi definisi dalam hubungannya dengan penutur atau pemakai bahasa, sedangkan dalam semantik, makna didefinisikan semata-mata sebagai ciri-ciri ungkapan-ungkapan dalam suatu bahasa tertentu, terpisah dari situasi, penutur dan petuturnya.
Semantik memperlakukan makna sebagai suatu hubungan yang melibatkan dua sisi (dyadic relation) atau hubungan dua arah, yaitu antara bentuk dan makna, sedangkan pragmatik memperlakukan makna sebagai suatu hubungan yang melibatkan tiga sisi (triadic relation) atau hubungan tiga arah, yaitu bentuk, makna, dan konteks. Dengan demikian, dalam semantik makna didefinisikan semata-mata sebagai ciri-ciri ungkapan-ungkapan dalam suatu bahasa tertentu, terpisah dari situasi, penutur dan petuturnya, sedangkan makna dalam pragmatik diberi definisi dalam hubungannya dengan penutur atau pemakai bahasa.
Hubungan antara bentuk dan makna dalam pragmatik juga dikaji oleh Yule (2001:5). Ia mendefinisikan pragmatik sebagai studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan manusia si pemakai bahasa bentuk-bentuk itu. Definisi ini dipertentangkan dengan definisi semantik, yaitu sebagai studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dengan entitas di dunia bagaimana hubungan kata dengan sesuatu secara harfiah. Lebih lanjut Yule menegaskan bahwa analisis semantik berusaha membangun hubungan antara deskripsi verbal dan pernyataan-pernyataan hubungan di dunia secara akurat atau tidak, tanpa menghiraukan siapa yang menghasilkan deskripsi tersebut.
Frawley memberikan batasan makna yang dimaksud dalam semantik dan pragmatik. Menurutnya “Context and use what is otherwise known as pragmatics determine meaning. Linguistics semantics is therefore secondary to an examination of context and uses”. Kemudian Finegan menyebutkan bahwa “Sentence semantics is not concerned with utterance meaning. Utterances are the subject of inverstigation of another branch of linguistics called pragmatics”, sedangkan Parker membedakan makna dalam semantik sebagai referensi linguistik (linguistic reference) dan makna dalam pragmatik sebagai makna acuan penutur (speaker reference), (Nadar, 2009:3).
Perbedaan lainnya terlihat pada sisi konvensionalitas. Makna semantik seringkali dikatakan bersifat konvensional, sedangkan pragmatik bersifat non-konvensional. Dikatakan konvensional karena diatur oleh tata bahasa atau menggunakan kaidah-kaidah kebahasaan. Dapat dikatakan bahwa sebuah ujaran menghasilkan implikatur percakapan tertentu dalam suatu konteks tertentu bukanlah bagian dari konvensi manapun. Justru implikatur ini hanya dapat diperoleh dengan mengambil penalaran dari hubungan antara makna konvensional sebuah ujaran dengan konteksnya (Cummings, 1999:4).
Untuk melihat pentingnya pragmatik dalam linguistik, Leech (dalam Eelen 2001:6) menyatakan perbedaan antara semantik dan pragmatik: semantik mengkaji makna (sense) kalimat yang bersifat abstrak dan logis; sedangkan pragmatik mengkaji hubungan antara makna ujaran dan daya (force) pragmatiknya. Meskipun makna dan daya adalah dua hal yang berbeda, keduanya tidak dapat benar-benar dipisahkan sebab daya mencakup juga makna. Dengan kata lain semantik mengkaji makna ujaran yang dituturkan, sedangkan pragmatik mengkaji makna ujaran yang terkomunikasikan atau dikomunikasikan. Semantik terikat pada kaidah (rule-governed), sedangkan pragmatik terikat pada prinsip (principle-governed). Kaidah berbeda dengan prinsip berdasarkan sifatnya. Kaidah bersifat deskriptif, absolut atau bersifat mutlak, dan memiliki batasan yang jelas dengan kaidah lainnya, sedangkan prinsip bersifat normatif atau dapat diaplikasikan secara relatif, dapat bertentangan dengan prinsip lain, dan memiliki batasan yang bersinggungan dengan prinsip lain.
Menurut Katz (1971), semantik bersifat ideasional. Maksudnya, makna yang ditangkap masih bersifat individu dan masih berupa ide karena belum digunakan dalam berkomunikasi. Sementara itu, pragmatik bersifat interpersonal. Maksudnya, makna yang dikaji dapat dipahami atau ditafsirkan oleh orang banyak sehingga tidak lagi bersifat individu karena sudah menggunakan konteks. Selain itu representasi (bentuk logika) semantik suatu kalimat berbeda dengan interpretasi pragmatiknya.
Contoh :
“Kawan habis kuliah kita minum-minum, yuk…”
Bila dikaji dari semantik, kata ‘minum-minum’ berarti melakukan kegiatan ‘minum air’ berulang-ulang, tidak cukup sekali saja, sedangkan dari segi pragmatik, kata ‘minum-minum’ berarti meminum-minuman keras (alkohol).
Selain itu, perbedaan kajian makna dalam semantik dengan pragmatik juga terlihat pada segi jangkauan maknanya. Pragmatik mengkaji makna di luar jangkauan semantik, atau lebih jauh daripada yang dapat dijangkau oleh semantik.
Contoh :
Di sebuah ruang kelas, Dewi duduk di depan kursi belakang. Lalu, ia berkata kepada gurunya, “Pak, maaf saya mau ke belakang”
Kata yang bergaris bawah itu ’belakang’ secara semantik berarti lawan dari depan, berarti kalau dikaji secara semantik, Dewi hendak ke belakang. Akan tetapi, jika dilihat dari konteksnya, Dewi sudah duduk di deretan paling belakang. Tentu saja tidak mungkin makna ‘belakang’ yang diartikan secara semantik yang dimaksud Dewi. Dalam pragmatik dilibatkan dengan konteks. Konteksnya adalah keadaan Dewi yang sudah duduk di belakang sehingga tidak mungkin ia minta izin untuk ke belakang lagi. Biasanya, orang minta izin ke belakang untuk keperluan sesuatu, seperti pergi ke toilet atau tempat lainya. Jadi, makna kata ‘belakang’ dalam kalimat di atas tidak dapat dijelaskan secara semantik, hanya bisa dijelaskan secara pragmatik. Maka dari itulah dinyatakan bahwa kajian makna pragmatik berada di luar jangkauan semantik.
Perbedaan semantik dan pragmatik menurut Levinson (1987: 1- 53):
Pragmatik
1. Kajian mengenai hubungan antara tanda (lambang) dengan penafsirannya
2. Kajian mengenai penggunaan bahasa
3. Kajian mengenai hubungan antara bahasa dengan konteks yang menjadi dasar dari penjelasan tentang pemahaman bahasa
Semantik
1. Kajian mengenai hubungan antara tanda (lambang) dengan objek yang diacu oleh tanda tersebut
2. Kajian mengenai makna
3. Kajian mengenai suatu makna tanpa dihubungkan dengan konteksnya
KESIMPULAN
a. Semantik mempelajari makna, yaitu makna kata dan makna kalimat, sedangkan pragmatik mempelajari maksud ujaran, yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan.
b. Kalau semantik bertanya “Apa makna X?” maka pragmatik bertanya “Apa yang Anda maksudkan dengan X?”
c. Makna di dalam semantik ditentukan oleh koteks, sedangkan makna di dalam pragmatik ditentukan oleh konteks, yakni siapa yang berbicara, kepada siapa, di mana, bilamana, bagaimana, dan apa fungsi ujaran itu. Berkaitan dengan perbedaan (c) ini, Kaswanti Purwo (1990: 16) merumuskan secara singkat “semantik bersifat bebas konteks (context independent), sedangkan pragmatik bersifat terikat konteks (context dependent)”.
Read more
0

Aplikasi Python Programming Android


   Aplikasi Python Programming yang di jalankan untuk android dapat diperoleh di sini . Caranya ternyata sangat mudah, pertama download aplikasi pythonforandroid_r3.apk  setelah itu instal aplikasi tersebut, kemudian buka aplikasinya, download dan install komponen yang dibutuhkan, lalu download aplikasi untuk nenjalankan file pythonnyasl4a_r3.apk  , kemudian install. Python programming di android siap digunakan.


Selamat mencoba.
Read more
1

KEAJAIBAN MATEMATIKA


KEAJAIBAN MATEMATIKA
wkwkwkwk dari
Seminar Optimize Your Logic and Brain Potential 
tapi bagian bawahnya dari perhitungan aku
Mau Numpang Gila Matematik

1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321

1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 + 10 = 1111111111

9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888

Hebatkan?
Coba lihat simetri ini :

1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 123456789876543 21

kurang hebat,,,,
Sekarang lihat ini

Jika 101% dilihat dari sudut pandangan Matematika, apakah ia sama dengan 100%, atau ia LEBIH dari 100%?
Kita selalu mendengar orang berkata dia bisa memberi lebih dari 100%, atau kita selalu dalam situasi dimana seseorang ingin kita memberi 100% sepenuhnya.
Bagaimana bila ingin mencapai 101%?
Apakah nilai 100% dalam hidup?
Mungkin sedikit formula matematika dibawah ini dapat membantu memberi
jawabannya.

Jika ABCDEFGHIJKLMNO PQRSTUVWXYZ

Disamakan sebagai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Maka, kata KERJA KERAS bernilai :
11 + 5 + 18 + 10 + 1 + 11 + 5 + 18 + 19 + 1 = 99%

H-A-R-D-W-O-R-K
8 + 1 + 18 + 4 + 23 + !5 + 18 + 11 = 99%

K-N-O-W-L-E-D-G -E
11 + 14 + 15 + 23 + 12 + 5 + 4 + 7 + 5 = 96%

A-T-T-I-T-U-D-E
1 + 20 + 20 + 9 + 20 + 21 + 4 + 5 = 100%

Sikap diri atau ATTITUDE adalah perkara utama untuk mencapai 100% dalam hidup kita. Jika kita kerja keras sekalipun tapi tidak ada ATTITUDE yang positif didalam diri, kita masih belum mencapai 100%.

Tapi, CHRIST LOVE
3 + 8 + 18 + 9 + 19 + 20 + 12 + 15 + 22 + 5 = 131%

atau, SAYANG TUHAN
19 + 1 + 25 + 1 + 14 + 7 + 20 + 21 + 8 + 1 + 14= 131% nilai ekstra dari kasih TUHAN untuk semuanya
Read more
0

Belajar Flowchart

Sumber :  Sultonfileswordpress
1. Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran
  1. Tentukan nilai pi sebesar 3.14
  2. Masukkan jari-jari, nyatakan dengan r
  3. Hitung Keliling Lingkaran dengan rumus 2 * pi * r
  4. Hitung Luas Lingkaran dengan rumus 0.5 * pi * r * r
  5. Tampilkan Keliling lingkaran
  6. Tampilkan Luas Lingkaran
sat
2. Konversi Suhu
  1. Masukkan suhu dalam Celcius, nyatakan dengan C
  2. Hitung konversi suhu dalam Fahrenheit dengan rumus F = C * 1.8 + 32
  3. Tampilkan F
dua
3. Angka ganjil
  1. Tentukan nilai x = 10
  2. Hitung x / 2, nyatakan hasil bagi dengan y.
  3. Jika y tidak sama dengan 1, langsung ke proses 7.
  4. Jika x sama dengan 21, langsung ke proses 7.
  5. Jika x sama dengan 27, langsung ke proses 7.
  6. Tampilkan x
  7. Jumlahkan x dengan 1, nyatakan dengan x.
  8. Jika x tidak sama dengan 30, kembali ke proses 2.
tiga
4. Determinan
  1. Masukkan nilai a, b dan c
  2. Hitung determinan dengan rumus b * b – 4 * a *c, nyatakan dengan D.
  3. Jika D tidak sama dengan 0, lagsung ke proses 7.
  4. Hitung (-b) / 2 * a, nyatakan dengan x1,
  5. Karena D = 0, maka x2 = x1.
  6. Cetak x1 dan x2. Selesai.
  7. Jika D < 0, langsung ke proses 11.
  8. Hitung (-b + sqrt(D)) / 2 * a, nyatakan dengan x1
  9. Hitung (-b – sqrt(D)) / 2 * a, nyatakan dengan x2
  10. Cetak x1 dan x2. Selesai.
  11. Hitung (-b) / 2 * a, nyatakan dengan x.
  12. Hitung (sqrt(-D) / 2 * a, nyatakan dengan y.
  13. Cetak x1 dengan nilai (x + y) i
  14. Cetak x2 dengan nilai (x – y) i.
  15. Selesai.
empat
5. Tahun
  1. Masukkan tahun
  2. Bagi tahun dengan 4
  3. Jika hasil bagi 0, cetak tahun adalah tahun kabisat. Selesai.
  4. Jika tahun > 2020 dan tahun < 1900, cetak tahun bukan di antara tahun 1900 – 2020. Selesai.
  5. Cetak bukan tahun kabIsat dan bukan di antara 1900 – 2020.
  6. Selesai.
lima
6. Angka genap
  1. Tentukan x = 2, i = 0
  2. Masukkan n
  3. Tampilkan x
  4. Jumlahkan i dengan 1, nyatakan dengan i.
  5. Jika i = n, Selesai. Jika tidak, lanjut ke proses 6
  6. Hitung x ditambah 2, nyatakan dengan x
  7. Bagi x dengan 4, nyatakan deng!n y
  8. Jika y = 0, kembali ke 0roses 6. Jika tidak, kembali ke proses 3.
enam
7. Pembelian barang

  1. Tentukan harga cpu = 70000, ram = 380000, mobo = 800000
  2. Tentukan jm_cpu = 0, jm_ram=0, jm_mobo=0, disc=0
  3. Masukkan jm_cpu
  4. Masukkan jm_ram
  5. Masukkan jm_mobo
  6. Hitung cpu * jm_cpu, nyatakan dengan cpu
  7. Hitung ram * jm_ram, nyatakan dengan ram
  8. Hitung mobo * jm_mobo, nyatakan dengan mobo
  9. Hitung cpu + ram + mobo, nyatakan dengan jumlah
  10. Jika jumlah > 1500000, hitung 0.1 * jumlah, nyatakan dengan disc.
  11. Hitung jumlah – disc, nyatakan dengan Total
  12. Tampilkan nilai total.
tujuh
Read more
0

Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan

Andrew Jonathan
50411797 - 1IA21
Tugas ISD
disini saya akan menjelaskan tentang
Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan

MASYARAKAT PERKOTAAN
Kota, atau di kenal dengan tempat dimana kita dapat mencari pekerjaan yang berpenghasilan menengah ke atas.
Pemandangan gedung-gedung yang tinggi, pohon-pohon yang terhimpit dengan besarnya area-area bangunan . yang membuat Kota itu sendiri sulit mendapatkan pernapasan ,dan polusi besar-besaran. khususnya masyarakat yang mendiami tempat tersebut, banyak sekali hal-hal material dari Kota tsb yang merugikan kesehatan jasmani mereka.
Namun apa daya, mereka yang tinggal disana hanya bertujuan untuk mencari sesuap nasi saja.
hanya demi menghidupi keluarga , dan mereka meyakini dengan penghasilan yang cukup.
berikut ini adalah gambaran suasana dari masyrakat perkotaan .

Gambaran thdp Masyarakat Perkotaan
  1. Fashionable, yang membuat orang-orang banyak pergi ke kota hanya untuk mendapatkan serba kemewahan yang ada pada kota, sehingga banyak sekali masyarakat kota disebut juga masyarakat yang mewah.
  2. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
  3. orang kota paa umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu
  4. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
  5. kemungkinan-kemungkinan  untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
  6. interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
  7. pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
  8. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.



MASYARAKAT PEDESAAN
 Desa, atau dimana tempat-tempat dalam suatu daerah dimana banyak sekali terletak kebudayaan , adat istiadat dan kehidupan sosial dimana masyarakat yang sangat mencintai dengan cara hidup yang sederhana .
Kini, banyak sekali masyarakat pedesaan itu sendiri yang banyak berdatangan ke perkotaan, sehingga menciptakan suatu kehidupan yang baru. dimana mereka meninggalkan kebiasaan lama mereka pada saat hidup di desa, dan sekarang terpengaruh oleh kehidupan mewah di perkotaan.
ciri-ciri masyarakat pedesaan.
  1. Mudah akrab dengan siapapun,karena sikap masyarakat nya yang ramah.
  2. Saling membantu satu sama lain, dalam kesulitan apapun itu.
  3. Kebudayaan yang tidak pernah di tinggalkan, sehingga banyak tourist-tourist yang berdatangan ke dalam pedesaan.
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuatsesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat. Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
  1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
  2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
  3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
  4. Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal  mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya

Kesimpulannya - Banyak sekali perbedaan antara Masyarakat perkotaan, dengan Pedesaan, 
Dari segi kehidupan dan gaya hidupnya masing-masing , kebudayaan , sifat dan karakteristik, ciri - ciri , dll. namun itu semua hanya perbedaan wilayah ,  terkadang wilayah atau kebudayaan dapat mempengaruhi status seseorang , dan menjadi tuntutan dalam kelangsungan hidup kita.
Intinya walaupun kita berbeda-beda tapi tetap satu jua.. 
Read more
0

Pelapisan Sosial dan Persamaan Derajat

Andrew Jonathan
50411797 - 1IA21
Tugas ISD
disini saya akan menjelaskan tentang
Pelapisan Sosial dan Persamaan Derajat.

Pelapisan sosial
http://www.cartoonstock.com/newscartoons/cartoonists/cgo/lowres/cgon379l.jpg adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
  • Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.


  • statifikasi sosial menurut max weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Terjadinya pelapisan sosial
  • Terjadi dengan Sendirinya


Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
  • Terjadi dengan Sengaja


Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
  1. sistem fungsional : merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat, misalnya saja didalam organisasi perkantoran ada kerja sama antara kepala seksi, dan lain-lain
  2. sistem scalar : merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas (vertical)


Pembagian sistem Pelapisan Menurut Sifatnya

Menurut sifatnya maka sistem pelapisan dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi :
  1. sistem pelapisan masyarakat yang  tertutup
  2. sistem pelapisan masyarakat yang terbuka


Menurut saya - pelapisan sosial itu merupakan pembedaan terhadap status atau tingkatan seseorang dengan yang lain. sehingga membentuk suatu lapisan-lapisan kedudukan dari yang tertinggi hingga yang terendah.








Kesamaan Derajat
http://yangoiselaluceria.files.wordpress.com/2010/05/no-racism.jpg
Menurut saya adalah Tuhan sudah menciptakan kita sebagai makhluk sosial yang memiliki derajat yang sama, baik secara fisik, psikis, pola pikir, dll. banyak sekali dari kita yang keliru terhadap hal itu. setiap Manusia berhak memilih keputusannya masing-masing. dan mempunyai kewajiban yang harus mereka lakukan. terkadang ada juga seseorang membatasi atau menguasai satu sama lain,sehingga terjadi penindasan antara manusia, hanya karena mereka memiliki kekurangan material.
Jadi sebenarnya antara pelapisan sosial dan kesaaman derajat memiliki suatu hubungan yang erat dimana satu individu tetap. Dan tidak ada yang namanya siap menguasai siapa. Kita sama derajat kita pun dimata tuhan nantinya akan sama.
Read more
0

Steve Jobs

Steve Jobs - Kekuatan Kesederhanaan Dan Visi Jauh Ke Depan
Anda pasti mengenal produk Mac, iPod, dan yang terakhir iPhone. Ketiga produk itu adalah brand yang sangat terkenal dari perusahaan Apple Inc. Bahkan, Apple saat ini dianggap sebagai salah satu perusahaan paling berpengaruh dalam perkembangan teknologi dunia. Lantas, apa sebenarnya kunci sukses dari Apple dalam menciptakan inovasi teknologi tersebut?

Adalah sosok Steve Jobs, sang pendiri Apple lah yang memiliki visi jauh ke depan sehingga membuat Apple menjadi perusahaan yang sangat disegani hingga kini. Namun, jika menengok kisah Steve, kita sebenarnya bisa melihat betapa ia adalah sosok pengagum kesederhanaan dan keindahan. Inilah dua kunci dasar - selain visinya ke depan - yang membuat Apple berhasil mematahkan dominasi Microsoftnya Bill Gates.

Bagi Anda yang sudah akrab dengan beberapa produk Apple, pasti segera tahu betapa produk Apple sangat sederhana dan user friendly. Namun, meski sederhana, bentuknya sangat elegan. Inilah yang membuat Apple selalu punya penggemar fanatik. Tentu, hal ini tak bisa lepas dari sentuhan tangan dingin sang pendiri, Steve Jobs.

Steve Jobs lahir pada 24 Februari 1955 dari seorang ibu berkebangsaan Amerika, Joanne Carole Schieble, dan ayah berkebangsaan Syria, Abdulfattah "John" Jandali. Namun, saat dilahirkan, ia segera diadopsi oleh pasangan Paul dan Clara Jobs. Sejak kecil, Jobs sudah menunjukkan ketertarikannya pada peranti elektronik. Bahkan, dia pernah menelepon William Hewlett - presiden Hewlett Packard - untuk meminta beberapa komponen elektronik untuk tugas sekolah. Hal itu justru membuatnya ditawari bekerja sambilan selama libur musim panas. Di Hewlett-Packard Company inilah ia bertemu dengan Steve Wozniak, yang jadi partnernya mendirikan Apple.

IQ-nya yang tinggi membuat Steve ikut kelas percepatan. Tapi, ia sering diskors gara-gara tingkahnya yang nakal - meledakkan mercon hingga melepas ular di kelas. Di usianya yang ke-17, ia kuliah di Reed College, Portland, Oregon. Namun, ia drop out setelah satu semester. Meski begitu, ia tetap mengikuti kelas kaligrafi di universitas tersebut. Hal itulah yang membuatnya sangat mencintai keindahan.
Tahun 1974 ia kembali ke California. Ia bekerja di perusahaan game Atari bersama Steve Wozniak. Suatu ketika, Steve Jobs tertarik pada komputer desain Wozniak. Ia pun membujuk Wozniak untuk mendirikan perusahaan komputer. Dan, sejak itulah, tepatnya 1 April 1976, di usinya yang ke-21, Steve mendirikan Apple Computer. Singkat cerita, kisah sukses segera menjadi bagian hidupnya bersama Apple.

Namun, saat perusahaan itu berkembang, dewan direksi Apple justru memecat Steve karena dianggap terlalu ambisius. Sebuah pemecatan dari perusahaan yang didirikannya sendiri. Meski sempat merasa down, karena kecintaannya pada teknologi, ia pun segera bangkit. Steve mendirikan NeXT Computer. Tak lama, ia pun membeli perusahaan film animasi Pixar. Dari kedua perusahaan itulah namanya kembali berkibar. Hal ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi pada Apple. Perusahaan itu justru di ambang kebangkrutan.

Saat itulah, Steve kembali ke Apple, hasil dari akuisisi Apple terhadap NeXT. Banyak orang yang meramalkan Steve tak kan lagi mampu mengangkat Apple. Steve menanggapinya dengan dingin. "Saya yakin bahwa satu hal yang bisa membuat saya bertahan adalah bahwa saya mencintai apa yang saya lakukan. Kita harus mencari apa yang sebenarnya kita cintai. Dan adalah benar bahwa pekerjaan kita adalah kekasih kita. Pekerjaan kita akan mengisi sebagian besar hidup kita. Dan satu-satunya jalan untuk bisa mencapai kepuasan sejati adalah melakukan apa yang kita yakini," sebut Steve.

Kecintaan inilah yang mengantarkan Steve kembali mengorbitkan Apple ke jajaran elit produsen alat teknologi papan atas. iPod dan iPhone saat ini menjadi produk yang sangat laris di pasaran. Visinya ke depan juga membuat iTunes, sukses jadi toko musik digital paling sukses di dunia. Ia menjawab keraguan orang dengan kerja nyata dan hasil gemilang. Bentuk indah, elegan, sederhana, namun powerful, menjadi ciri khas produk Apple hingga saat ini.

Tahun 1974 ia kembali ke California. Ia bekerja di perusahaan game Atari bersama Steve Wozniak. Suatu ketika, Steve Jobs tertarik pada komputer desain Wozniak. Ia pun membujuk Wozniak untuk mendirikan perusahaan komputer. Dan, sejak itulah, tepatnya 1 April 1976, di usinya yang ke-21, Steve mendirikan Apple Computer. Singkat cerita, kisah sukses segera menjadi bagian hidupnya bersama Apple.

Namun, saat perusahaan itu berkembang, dewan direksi Apple justru memecat Steve karena dianggap terlalu ambisius. Sebuah pemecatan dari perusahaan yang didirikannya sendiri. Meski sempat merasa down, karena kecintaannya pada teknologi, ia pun segera bangkit. Steve mendirikan NeXT Computer. Tak lama, ia pun membeli perusahaan film animasi Pixar. Dari kedua perusahaan itulah namanya kembali berkibar. Hal ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi pada Apple. Perusahaan itu justru di ambang kebangkrutan.

Saat itulah, Steve kembali ke Apple, hasil dari akuisisi Apple terhadap NeXT. Banyak orang yang meramalkan Steve tak kan lagi mampu mengangkat Apple. Steve menanggapinya dengan dingin. "Saya yakin bahwa satu hal yang bisa membuat saya bertahan adalah bahwa saya mencintai apa yang saya lakukan. Kita harus mencari apa yang sebenarnya kita cintai. Dan adalah benar bahwa pekerjaan kita adalah kekasih kita. Pekerjaan kita akan mengisi sebagian besar hidup kita. Dan satu-satunya jalan untuk bisa mencapai kepuasan sejati adalah melakukan apa yang kita yakini," sebut Steve.

Kecintaan inilah yang mengantarkan Steve kembali mengorbitkan Apple ke jajaran elit produsen alat teknologi papan atas. iPod dan iPhone saat ini menjadi produk yang sangat laris di pasaran. Visinya ke depan juga membuat iTunes, sukses jadi toko musik digital paling sukses di dunia. Ia menjawab keraguan orang dengan kerja nyata dan hasil gemilang. Bentuk indah, elegan, sederhana, namun powerful, menjadi ciri khas produk Apple hingga saat ini.

Kecintaan kita pada apa yang kita lakukan akan menjadi jalan kita menuju kesuksesan. Hal itulah yang dibuktikan oleh sosok Steve Jobs. Bahkan, meski ia sempat terpuruk dan "diusir" dari perusahaannya sendiri, kecintaannya pada teknologi membuatnya kembali. Inilah bukti nyata bahwa jika kita mencintai
pekerjaan kita dengan sepenuh hati, hasil yang dicapai pun akan jauh lebih maksimal.


Read more